Salamatul Insan fi hifdzil Lisan". Keselamatan seseorang sangat bergantung dari bagaimana ia menjaga lisannya. Pada satu sisi ia bisa mendapat berbagai kemuliaan dan keberkahan. Sisi yang lain tidak menutup kemungkinan justru menjadi sebab datangnya bencana dan mudhorot bagi dirinya dan orang lain. Itulah Lisan ia laksana pisau bermata dua
Teks khutbah Jumat kali ini menghadirkan tema tentang pentingnya menjaga lisan dari berbagai pembicaraan yang tak hanya merugikan diri sendiri tapi juga orang lain. Momentum khutbah Jumat adalah saat penting mengingatkan umat Islam tentang akhlak berbicara, etika bermedia sosial, dan pesan-pesan takwa lainnya. Untuk mencetak teks khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah naskah ini. Berikut contoh teks khutbah Jumat tentang menjaga pembicaraan berjudul "Malapetaka itu Bernama Lisan". Semoga bermanfaat! Redaksi ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ู…ูŽู†ู’ ุชูŽูˆูŽูƒู‘ูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุจูุตูุฏู’ู‚ู ู†ููŠู‘ูŽุฉู ูƒูŽููŽุงู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽูˆูŽุณู‘ูŽู„ูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุจูุงุชู‘ูุจูŽุงุนู ุดูŽุฑููŠู’ุนูŽุชูู‡ู ู‚ูŽุฑู‘ูŽุจูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽุฏู’ู†ูŽุงู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู ุงุณู’ุชูŽู†ู’ุตูŽุฑูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽุนู’ุฏูŽุงุฆูู‡ู ูˆูŽุญูŽุณูŽุฏูŽุชูู‡ู ู†ูŽุตูŽุฑูŽู‡ู ูˆูŽุชูŽูˆูŽู„ุงู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุญูŽุงููŽุธูŽ ุฏููŠู’ู†ูŽู‡ู ูˆูŽุฌูŽุงู‡ูŽุฏูŽ ูููŠู’ ุณูŽุจููŠู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู ููŽูŠูŽุงุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽุŒ ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆู’ุงุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ ูˆูŽู„ุงูŽุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู€ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ ููŽู‚ูŽุฏู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ู‰ูŽ ูููŠ ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ุงู‚ู’ุฑูŽุฃู’ ุจูุงุณู’ู…ู ุฑูŽุจูู‘ูƒูŽ ุงู„ูŽู‘ุฐููŠ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽุŒ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽ ุงู„ู’ุฅูู†ุณูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุนูŽู„ูŽู‚ูุŒ ุงู‚ู’ุฑูŽุฃู’ ูˆูŽุฑูŽุจูู‘ูƒูŽ ุงู„ู’ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู…ู Tak ada yang sia-sia seluruh yang diciptakan Allah. Kata-kata ini benar karena seluruh keberadaan di jagat ini memiliki maksud dan tujuan, entah diketahui manusia maupun tidak. Termasuk dalam hal ini seluruh anggota badan manusia, seperti mata, hidung, telinga, lisan, kaki, tangan, dan organ-organ luar dan dalam, serta sel-sel yang tak terhitung jumlahnya. Semua itu merupakan nikmat besar. Nikmat yang tak mungkin bisa dibalas secara sepadan, kecuali sekadar mensyukurinya, baik melalui kata-kata maupun perbuatan. Bersyukur lewat perkataan bisa dilakukan dengan mengucapkan hamdalah atau kalimat puji-pujian lainnya; sementara bersyukur lewat tindakan akan tercermin dari kualitas perbuatan apakah sudah baik, bermanfaat, atau sebaliknya? Jamaah shalat Jumat rahimakumullรขh, Di antara semua anggota badan itu yang paling krusial adalah lisan. Lisan merupakan perangkat di dalam tubuh manusia yang bisa menimbulkan manfaat, namun sekaligus mudarat yang besar bila tak benar penggunaannya. Karena itu ada pepatah Arab mengatakan, salรขmatul insan fรฎ hifdhil lisรขn keselamatan seseorang tergantung pada lisannya. Melalui kata-kata, seseorang bisa menolong orang lain. Dan lewat kata-kata pula seseorang bisa menimbulkan kerugian tak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi orang lain. Karena saking krusialnya, Islam bahkan hanya memberi dua pilihan terkait fungsi lisan untuk berkata yang baik atau diam saja. Seperti bunyi hadits riwayat Imam al-Bukhari ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูุคู’ู…ูู†ู ุจูุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู’ู„ุขุฎูุฑู ููŽู„ูŠูŽู€ู€ู‚ูู„ู’ ุฎูŽู€ูŠู’ุฑู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ู„ููŠูŽู€ุตู€ู…ูู€ู€ุชู’ โ€œSiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.โ€ Rasulullah mendahuluinya dengan mengungkapkan keimanan sebelum memperingatkan tentang bagaimana sebaiknya lisan digunakan. Keimanan adalah hal mendasar bagi umat Islam. Ini menunjukkan bahwa urusan lisan bukan urusan main-main. Hadits di atas bisa dipahami sebaliknya mafhum mukhalafah bahwa orang-orang tak bisa berkata baik maka patut dipertanyakan kualitas keimanannya kepada Allah dan hari akhir. Ini menarik karena lisan ternyata berkaitan dengan teologi. Kenapa dihubungkan dengan keimanan kepada Allah dan hari akhirat? Hal ini tentang pesan bahwa segala ucapan yang keluarkan manusia sejatinya selalu dalam pengawasan Allah. Ucapan itu juga mengandung pertanggungjawaban, bukan hanya di dunia melainkan di akhirat pula. Orang yang berbicara sembrono, tanpa mempertimbangkan dampak buruknya, mengindikasikan pengabaian terhadap keyakinan bahwa Allah selalu hadir menyaksikan dan hari pembalasan pasti akan datang. Allah juga mengutus malaikat khusus untuk mengawasi setiap ucapan kita. ู…ูŽุง ูŠูŽู„ู’ููุธู ู…ูู†ู’ ู‚ูŽูˆู’ู„ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ู„ูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ุฑูŽู‚ููŠุจูŒ ุนูŽุชููŠุฏูŒ "Tak ada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." QS. Qaf 18 Banyak hal kotor yang dapat muncul dari lisan. Seperti ghibah atau membicarakan keburukan orang lain. Ghibah mungkin bagi sebagian orang asyik sebagai kembang obrolan, namun ia mempertaruhkan reputasi orang lain, memupuk kebencian, serta merusak kepercayaan dan kehormatan orang lain. Contoh lain adalah fitnah. Yakni, senagaja menebar berita tak benar dengan maksud merugikan pihak yang difitnah. Fitnah umumnya berujung adu domba, hingga pertengkaran bahkan pembunuhan. Sifat ini sangat dibenci Islam. Fitnah masuk dalam kategori kebohongan namun dalam level yang lebih menyakitkan. Inilah relevansi manusia dikarunia akal sehat, agar ia berpikir terhadap setiap yang ia lakukan atau ucapkan. Berpikir tentang nilai kebaikan dalam kata-kata yang akan kita ucapkan, juga dampak yang bakal timbul setelah ucapan itu dilontarkan. Ini penting dicatat supaya kesalahan tak berlipat ganda karena lisan manusia yang tak terjaga. Politisi yang sering mengingkari janji itu buruk, tapi akan lebih buruk lagi bila ia juga tak pandai menjaga lisannya. Pejabat yang gemar berbohong itu buruk namun akan lebih buruk lagi bila ia juga pintar berbicara. Dan seterusnya. Rasulullah bersabda ุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽุฎู’ูˆูŽููŽ ู…ูŽุง ุฃูŽุฎูŽู€ุงูู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู€ู€ูƒูู…ู’ ุจูŽุนู’ุฏููŠู’ ูƒูู„ูู‘ ู…ูู†ูŽุงููู‚ู ุนูŽู„ูู€ูŠู…ู ุงู„ู„ูู‘ุณูŽุงู†ู โ€œSungguh yang paling aku khawatirkan atas kalian semua sepeninggalku adalah orang munafiq yang pintar berbicaraโ€ HR At-Tabrani. Jamaah shalat Jumat rahimakumullรขh, Di zaman modern ini, ucapan atau ujaran tak semata muncul dari mulut tapi juga bisa dari status Facebook, cuitan di Twitter, meme di Instagram, konten video, dan lain sebagainya. Media sosial juga menjadi ajang ramai-ramai berbuat ghibah, fitnah, tebar kebohongan, provokasi kebencian, bahkan sampai ancaman fisik yang membahayakan. Makna lisan pun meluas, mencakup pula perangkat-perangkat di dunia maya yang secara nyata juga mewakili lisan kita. Dampak yang ditimbulkannya pun sama, mulai dari adu domba, tercorengnya martabat orang lain, sampai bisa perang saudara. Karena itu, kita seyogianya hati-hati berucap atau menulis sesuatu di media sosial. Berpikir dan ber-tabayyun klarifikasi menjadi sikap yang wajib dilakukan untuk menjamin bahwa apa yang kita lakukan bernilai maslahat, atau sekurang-kurangnya tidak menimbulkan mudarat. Sekali lagi, ingatlah bahwa Allah mengutus malaikat khusus untuk mengawasi ucapan kita, baik hasil lisan kita maupun ketikan jari-jari kita di media sosial. ู…ูŽุง ูŠูŽู„ู’ููุธู ู…ูู†ู’ ู‚ูŽูˆู’ู„ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ู„ูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ุฑูŽู‚ููŠุจูŒ ุนูŽุชููŠุฏูŒ โ€œTiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadirโ€ QS. Qaf 18. ุจุงูŽุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูƒู…ู’ ูููŠ ุงู„ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ุนูŽุธููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠู’ ูˆูŽุฅููŠู‘ุงูƒูู…ู’ ุจูุงู„ุขูŠุงุชู ูˆุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุงู„ุญูŽูƒููŠู’ู…ู. ุฅู†ู‘ู‡ู ุชูŽุนุงูŽู„ูŽู‰ ุฌูŽูˆู‘ุงุฏูŒ ูƒูŽุฑููŠู’ู…ูŒ ู…ูŽู„ููƒูŒ ุจูŽุฑู‘ูŒ ุฑูŽุคููˆู’ููŒ ุฑูŽุญููŠู’ู…ูŒ Khutbah II ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ูู‡ู ูˆูŽุงู„ุดู‘ููƒู’ุฑู ู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ุชูŽูˆู’ูููŠู’ู‚ูู‡ู ูˆูŽุงูู…ู’ุชูู†ูŽุงู†ูู‡ู. ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุงูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุงูŽ ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠู‘ูุฏูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุนูู‰ ุฅู„ู‰ูŽ ุฑูุถู’ูˆูŽุงู†ูู‡ู. ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูุนูŽู„ูŽู‰ ุงูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุงูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุง ูƒูุซูŠู’ุฑู‹ุง ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู ููŽูŠุงูŽ ุงูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆุงุงู„ู„ู‡ูŽ ูููŠู’ู…ูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุชูŽู‡ููˆู’ุง ุนูŽู…ู‘ูŽุง ู†ูŽู‡ูŽู‰ ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ุง ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุฃูŽู…ู’ุฑู ุจูŽุฏูŽุฃูŽ ูููŠู’ู‡ู ุจูู†ูŽูู’ุณูู‡ู ูˆูŽุซูŽู€ู†ูŽู‰ ุจูู…ูŽู„ุข ุฆููƒูŽุชูู‡ู ุจูู‚ูุฏู’ุณูู‡ู ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูŽุนุงูŽู„ูŽู‰ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุขุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจูู‰ ูŠุข ุงูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆู’ุง ุตูŽู„ู‘ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆู’ุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุง. ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ุงูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงูŽู†ู’ุจููŠุขุฆููƒูŽ ูˆูŽุฑูุณูู„ููƒูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุขุฆููƒูŽุฉู ุงู’ู„ู…ูู‚ูŽุฑู‘ูŽุจููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุฑู’ุถูŽ ุงู„ู„ู‘ู‡ูู…ู‘ูŽ ุนูŽู†ู ุงู’ู„ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุฃูŽุจูู‰ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑ ูˆูŽุนูุซู’ู…ูŽุงู† ูˆูŽุนูŽู„ูู‰ ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุจูŽู‚ููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ุตู‘ูŽุญูŽุงุจูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุชูŽุงุจูุนููŠ ุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนููŠู’ู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุจูุงูุญู’ุณูŽุงู†ู ุงูู„ูŽู‰ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ูˆูŽุงุฑู’ุถูŽ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ู…ูŽุนูŽู‡ูู…ู’ ุจูุฑูŽุญู’ู…ูŽุชููƒูŽ ูŠูŽุง ุงูŽุฑู’ุญูŽู…ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุญูู…ููŠู’ู†ูŽ ุงูŽู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ุงูŽู„ุงูŽุญู’ูŠุขุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู’ู„ุงูŽู…ู’ูˆูŽุงุชู ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุนูุฒู‘ูŽ ุงู’ู„ุฅูุณู’ู„ุงูŽู…ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽุฐูู„ู‘ูŽ ุงู„ุดู‘ูุฑู’ูƒูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุดู’ุฑููƒููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุตูุฑู’ ุนูุจูŽุงุฏูŽูƒูŽ ุงู’ู„ู…ููˆูŽุญู‘ูุฏููŠู‘ูŽุฉูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุตูุฑู’ ู…ูŽู†ู’ ู†ูŽุตูŽุฑูŽ ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุฎู’ุฐูู„ู’ ู…ูŽู†ู’ ุฎูŽุฐูŽู„ูŽ ุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽ ุฏูŽู…ู‘ูุฑู’ ุฃูŽุนู’ุฏูŽุงุกูŽุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ูˆูŽุงุนู’ู„ู ูƒูŽู„ูู…ูŽุงุชููƒูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู. ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุงู’ู„ุจูŽู„ุงูŽุกูŽ ูˆูŽุงู’ู„ูˆูŽุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ุฒู‘ูŽู„ุงูŽุฒูู„ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุญูŽู†ูŽ ูˆูŽุณููˆู’ุกูŽ ุงู’ู„ููุชู’ู†ูŽุฉู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุญูŽู†ูŽ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ุงูู†ู’ุฏููˆู†ููŠู’ุณููŠู‘ูŽุง ุฎุขุตู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽุณูŽุงุฆูุฑู ุงู’ู„ุจูู„ู’ุฏูŽุงู†ู ุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนุขู…ู‘ูŽุฉู‹ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู’ู„ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ. ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุขุชูู†ุงูŽ ููู‰ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽููู‰ ุงู’ู„ุขุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู. ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุธูŽู„ูŽู…ู’ู†ูŽุง ุงูŽู†ู’ููุณูŽู†ูŽุงูˆูŽุงูู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุชูŽุฑู’ุญูŽู…ู’ู†ูŽุง ู„ูŽู†ูŽูƒููˆู’ู†ูŽู†ู‘ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุฎูŽุงุณูุฑููŠู’ู†ูŽ. ุนูุจูŽุงุฏูŽุงู„ู„ู‡ู ! ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู’ู„ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู’ู„ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽุฅููŠู’ุชุขุกู ุฐููŠ ุงู’ู„ู‚ูุฑู’ุจู‰ูŽ ูˆูŽูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู’ู„ููŽุญู’ุดุขุกู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ูˆูŽุงู’ู„ุจูŽุบู’ูŠ ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุฐู’ูƒูุฑููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู’ู„ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงุดู’ูƒูุฑููˆู’ู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ู†ูุนูŽู…ูู‡ู ูŠูŽุฒูุฏู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู’ Alif Budi Luhur Naskah khutbah ini tayang pertama kali di NU Online pada 8 Desember 2016, pukul WIB. Redaksi mengunggahnya ulang di kanal Khutbah dengan sedikit penyuntingan teknis kebahasaan. Ikhwanakhwat. "salamatul insan fi hifdzil lisan" selamatnya manusia tergantung dari lisannya Lisan adalah sebuah daging yang lunak tidak bertulangtetapi tajam bagaikan pedang Dalam kitab minhutasiah diterangkan rosulullah SAW memberi nasihat kepada Ali, yaa ali maa yakhluqullahu afdholu minal lisan ila akhiri.
Salat รฉ o nome que se dรก ร s cinco oraรงรตes diรกrias, obrigatรณrias, que sรฃo um elo direto entre o criador e as criaturas. Nรฃo รฉ condiรงรฃo para o salat que haja uma autoridade hierรกrquica, como um padre por exemplo. As oraรงรตes coletivas podem ser guiadas por uma pessoa que conheรงa o Alcorรฃo e escolhida pela comunidade. O muรงulmano tambรฉm pode realizar sozinho suas oraรงรตes diรกrias no intimo de sua privacidade. Estas oraรงรตes tรชm versรญculos do Alcorรฃo que sรฃo recitadas em รกrabe, mas as suplicas pessoais que se fazem ao fim das oraรงรตes ou na intenรงรฃo dela podem ser feitas na lรญngua de cada um. As oraรงรตes sรฃo precedidas de uma intenรงรฃo onde o muรงulmano intenciona rezar por este ou aquele motivo e ele pronuncia isso em voz baixa. Depois vem a abluรงรฃo ou wudu, que consiste em lavar e purificar partes do corpo e se preparar para a oraรงรฃo. Leia tambรฉm Ashura, o martรญrio do imรฃ HussainEid al-Adha, a festa do sacrifรญcio Em lugares onde nรฃo hรก agua, se usa o Tayamum ou a abluรงรฃo seca, feita com areia ou batendo as mรฃos em uma parede. Mas hรก algumas coisas que invalidam a abluรงรฃo caso a pessoa precise ir ao banheiro para urinar ou defecar, ou gases, ou caso ela vomite, ou desmaie, ou durma antes de rezar, a abluรงรฃo deve ser feita novamente. As mulheres, quando menstruam, estรฃo dispensadas de fazer a oraรงรฃo. A abluรงรฃo รฉ feita com agua pura e hรก condiรงรตes para seu uso a รกgua deve ser lรญcita e nรฃo pode ser contaminada, usurpada ou roubada, por exemplo. Tambรฉm nรฃo se pode usar maquiagem ou esmalte durante o salat, pois isso invalida a purificaรงรฃo. As mulheres devem rezar em um lugar no andar de cima da mesquita, que รฉ destinado a elas, ou um metro atrรกs dos homens. Isso porque elas devem se prostrar sem constrangimentos de que alguรฉm as observe, garantindo liberdade a elas, que devem estar cobertas dos pรฉs ร  cabeรงa, com o hijab, deixando a mostra apenas o rosto e as mรฃos. As cinco oraรงรตes sรฃo praticadas nos seguintes tempos Alvorada salat Fajr Meio-dia, depois do ponto mรกximo do sol salat Zhur No meio da tarde salat Asr Pรดr do sol salat Magreb Noite salat Isha A prรกtica tambรฉm consiste em um ciclo de posiรงรตes em pรฉ, curvado, de joelhos, prostrado e sentado. As posiรงรตes se chamam hakats e sukuts ou genuflexรตes e prostraรงรตes. O nรบmero de hakats e sukuts varia conforme o horรกrio das oraรงรตes obrigatรณrias. Fajr โ€“ duas genuflexรตes Zuhur โ€“ quatro Asr โ€“ quatro Magreb โ€“ trรชs Isha โ€“ quatro Alรฉm das oraรงรตes obrigatรณrias, tambรฉm se pode fazer oraรงรตes ou salats quando o devoto sentir necessidade. Caso ele perca o horรกrio das obrigatรณrias, deve repรด-las depois. Tambรฉm por necessidade, caso nรฃo tenha tempo de fazer o salat Magreb, o muรงulmano poderรก algumas vezes unir o salat Magreb, do pรดr do sol e logo em seguida fazer o salat noturno para facilitar assim a vida e cumprir com as oraรงรตes. A oraรงรฃo coletiva, das sextas-feiras ou o salat Jumuat, รฉ obrigatรณria para os homens e facultativa para as mulheres e รฉ realizada na mesquita com a comunidade islรขmica a partir do horรกrio do zuhr. O lรญder religioso da mesquita profere um discurso ou kutub sermรฃo que toca em pontos relativos aos problemas e ansiedades da comunidade islรขmica. Antigamente, a direรงรฃo em que os muรงulmanos voltavam suas frontes para rezar era Jerusalรฉm, mas durante a vida do Profeta foi mudada para Meca. A figura do muazin ร‰ a pessoa encarregada de chamar em voz alta, de cima dos minaretes torre da mesquita ou entรฃo dentro da mesquita, para congregar os muรงulmanos as oraรงรตes. Nos paรญses islรขmicos, a voz dos muazin ecoa pelas cidades chamando os muรงulmanos a adoraรงรฃo a Alรก. O primeiro muazin foi Bilal. O chamado diz Alรก รฉ o maior, Alรก รฉ o maior Testemunho que nรฃo hรก divindade alรฉm de Alรก 2 vezes Testemunho que Mohammad รฉ mensageiro de Alรก 2 vezes Vinde para a oraรงรฃo 2 vezes Vinde para a Salvaรงรฃo 2 vezes Alรก รฉ o maior, Alรก รฉ o maior Nรฃo hรก divindade em de Alรก Tambรฉm hรก salats especiais para ocasiรตes onde hรก fenรดmenos naturais, como um eclipse, ou terremoto, por exemplo, onde o sheik faz uma oraรงรฃo especial pela comunidade. Alรฉm da mesquita, o muรงulmano pode rezar em qualquer lugar possรญvel quando atingir o horรกrio de suas oraรงรตes. Pode rezar na rua, no escritรณrio, no campo, em casa, na fรกbrica, na universidade. Os muรงulmanos rezam em qualquer lugar que esteja limpo e que se possa realizar suas oraรงรตes. Em geral observa-se a direรงรฃo de Meca com uma bรบssola ou observaรงรฃo do sol e se estende um tapete. Os xiitas usam uma pedra de argila de karballah ou madeira para repousar a fronte. Hรก tambรฉm uma infinidade de sรบplicas que os fiรฉis fazem voluntariamente para pedir a ajuda divina em seus problemas cotidianos. Uma das mais tocantes รฉ a sรบplica do Kumail do imรฃ Ali, que รฉ feita ร s quintas-feiras entre a comunidade. A oraรงรฃo traz tranquilidade e forรงa espiritual aos coraรงรตes contemplados na lembranรงa de Alรก.

Salamatulinsan fi hifdzil lisan. Ku rohaka-rohakana balukar tina basa, tepi ka apan kanjeung Nabi mah ngajantenkeun ngariksa basa teh totonden tina tangkal kaimanan. Man kana yu'minu billahi wal yaomil akhiri fal yaqul khairon au liyashmut. Mun jalma ngaku iman ka Alloh jeung poe ahir, tanwande kudu nyarita hade, mun teu bisa leuwih alus repeh!

Kecenderungan โ€œmasyarakat sosmedโ€ sekarang, pada umumnya adalah KAGETAN. Iya, kagetan, karena memang banyak sekali informasi masuk dari mata ke otak yang belum pernah dilihat, diraba diterawang , dan diketahuinya. Nah, tinggal bagaimana menyikapi kebiasaan KAGETAN ini menjadi lebih postif. Banyak sekali tersebar diluar sana, berita-berita yang memang sengaja dibuat untuk menjatuhkan lawannya, entah itu dalam politik, maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Terlebih, memasuki tahun 2018 yaitu tahun politik di kancah daerah di Indonesia yang beberapa daerahnya akan memiliki kepala daerah yang baru dan di tahun 2019 dalam rangka pemilihan presiden. Entahlah, bakalan seramai apa dunia medsos nantinya, huftโ€ฆ. maafkan sedikit alay. Gambar ilustrasi oleh M Nuskan Abdi Banyak juga terdengar kabar, diciduk nya beberapa orang, gara-gara postingannya dimedsos. Entah hanya membagikan maupun yang memang dengan sengaja membuat konten tersebut dengan maksud sebuah kata mutiara berbahasa arab, SALAMATUL INSAN FI HIFDZIL LISAN, keselamatan manusia, terletak pada lisan/ucapannya. Mungkin inilah saatnya kata mutiara tersebut beralih kalimat menjadi SALAMATUL INSAN FI HIFDZIL โ€œPOSTINGANโ€, keselamatan manusia โ€œzaman nowโ€ terletak pada jangan terburu-buru menyampaikan khabar yang belum kita ketahui kebenarannya, atau bahkan diberikan tulisan โ€œMAAF, INI BENER GAK YA?โ€, itu akan memperlebar pendapat-pendapat pribadi masyarakat sosmed diluaran sana, kalau nanya, cari tahu terlebih dahulu, wong google yo pinter banget og, atau diskusi dengan yang lebih paham, pokoke diSARING dahulu sebelum diSHARING. Continue Reading Febru ยท. "Salamatul Insan Fi Hifdzil Lisan", sungguh selamatnya seseorang adalah ketika dia sanggup menjaga lisannya dari menyakiti orang lain. Ketika seseorang menghina orang lain maka sudah pasti di hatinya timbul tinggi hati, merasa lebih baik dari yang di hina yang dengan itu akan mendatangkan dosa.
Assalamu'alaikum Dalam kitab Nashoihul Ibad bab 1 makalah ke 15 diterangkan bahwa Abu Bakar Ash Siddiq Radhiallohuanhu menjelaskan tentang firman Allah SWT tentang โ€ฆโ€œDzoharol fasada fil barri wal bahriโ€ฆโ€ Kerusakan di daratan dan dilautanโ€ฆ Beliau berkata dalam tafsirannya ayat tersebut, al โ€“ Birru daratan yaitu lisan dan al โ€“ bahri lautan adalah hati. Maka apabila telah rusak lisan misal karena sebuah penyebabโ€ฆโ€bakat alaihi nufusuโ€ maka menangislah manusia yaitu segala anggota badan bani adam manusia dan apabila hatinya rusak misalkan karena riyaโ€ฆ โ€œbakat alaihil malaikatโ€ menangislah para malaikatโ€ฆ Diterangkan oleh ahli hikmah sesungguhnya lisan itu adalah sebuah pengingat bagi seorang hambaโ€ฆsehingga seseorang tidak akan berbicara kecuali dalam hal perkataan yang di pahami dan baikโ€ฆ Diterangkan pula bahwa sesungguhnya lisan itu berkata dengan setiap bahasa sehingga lisan itu berdzikir lil madzkurโ€ฆyaitu berdzikir kepada Allah SWT. Begitu pula dengan hatiโ€ฆ Hati dinisbahkan dengan al-Bahri lautan karena dalamnya hati serta luasnya hati bagaikan sebuah samudera yang begitu luas dan dalam. Ikhwan akhwatโ€ฆ. โ€œsalamatul insan fi hifdzil lisanโ€ selamatnya manusia tergantung dari lisannyaโ€ฆ Lisan adalah sebuah daging yang lunak tidak bertulangโ€ฆtetapi tajam bagaikan pedangโ€ฆ Dalam kitab minhutasiah diterangkan rosulullah SAW memberi nasihat kepada Ali, yaa ali maa yakhluqullahu afdholu minal lisanโ€ฆ ila akhiri. โ€œkenapa Allah menciptkan keutamaan pada lisan, dengan lisan manusia bisa masuk syurga dan dengan lisan pula bisa masuk neraka..naudzubillahโ€ฆbegitu dahsyat nya lisanโ€ฆ Ikhwan akhwat fillah. Begitupun dengan hatiโ€ฆhati adalah rajaโ€ฆjagalah hati kita jangan sampai penyakit-penyakit hati masuk kedalam hati kita seperti ujub, riya, takabur, angkuh, sombong, dengki, hasud, dll. Sebab jika hati kita telah terasuki berbagai penyakit maka diri kita pun akan rusak pula, jauh dari rahmat Allah SWT. Ayyuhal ikhwahโ€ฆmari kita jaga lisan kita dan hati kita sebaik-baiknya dengan selalu berdzikir dan taqorub mendekatkan diri kepada Allah SWTโ€ฆ.semoga Allah SWT. Memberi kita kekuatan dan lindungannya kepada kitaโ€ฆ. Amiin.. Wallohuaโ€™lamโ€ฆ. Wassalam
Salamatulinsan fi hifdzil lisan. 0 /5000 Dari:-Ke:-Hasil (Arab) 1: Disalin! ุณุงู„ุงู…ุงุชูˆู„ ู‡ูŠูุฏุฒูŠู„ ูˆุฃูŠ ูุฃูŠ ุฅู†ุณุงู† ุนู† ุทุฑูŠู‚ ุงู„ูู…. Sedang diterjemahkan, harap tunggu.. Hasil (Arab) 2: Disalin! ูุงูŠ ุงู†ุณุงู† Salamatul Hifdzil ุนู† ุทุฑูŠู‚ ุงู„ูู…. Sedang diterjemahkan, harap tunggu.. Salamatul Insan fi hifdzil lisan" "Keselamatan seseorang tergantung pada menjaga lisan" Lisan di sini bukan hanya kata-kata yang keluar dari mulut kita, tetapi juga twit, status yang kita posting, informasi yang kita share, berita sms atau whatsapp yang kita broadcast.
Ilustrasi glints. Allah berfirman: 'Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, kemudian menyebar kannya dan banyak memakan yang haram. [Al-Maidah : 42] Nabi saw bersabda: 'Selamatnya seorang insan bergantung pada lisan-. *^^^*. Lisan bisa berupa ucapan atau tulisan bahkan d era digital bisa bermakna status, share
.
  • guwv0jvkq7.pages.dev/219
  • guwv0jvkq7.pages.dev/353
  • guwv0jvkq7.pages.dev/343
  • guwv0jvkq7.pages.dev/217
  • guwv0jvkq7.pages.dev/204
  • guwv0jvkq7.pages.dev/236
  • guwv0jvkq7.pages.dev/320
  • guwv0jvkq7.pages.dev/369
  • guwv0jvkq7.pages.dev/178
  • salamatul insan fi hifdzil lisan