adaha' dhomir laki-laki dan huruf sebelumnya berharakat fathah laisa kamislihi syaiun. Biasanya, ha' dhomir pada hukum bacaan mad shilah qashirah dalam Al-Qur'an cetakan indonesia berharakat kasroh tegak atau dhommah terbalik. Cara membacanya : Hukum mad shilah qashirah seperti pada contoh diatas dibaca panjang 1 alif atau 2 harakat.
Makna Laisa Kamitslihi Syai’un MAKNA LAISA KAMITSLIHI SYAI'UN Oleh Abdul Wahab Ahmad Dalam al-Qur’an, ada satu ayat yang menjadi kunci utama dalam memahami seluruh ayat atau hadis terkait sifat Allah. Ayat itu adalah لَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ "Tiada satu pun yang sama dengan Allah. Dan, Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" [Surat Asy-Syura 11] Semua pengkaji akidah tahu ayat itu, tapi tak semuanya tahu apa makna sebenarnya dari ayat tersebut. Mereka yang tak tahu maksudnya akan mengira bahwa ayat itu berarti tak ada yang bentuknya atau karakter fisiknya sama dengan Allah. Dalam benak mereka, Allah itu punya fisik hanya saja bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya tak mirip dengan segala bentuk fisik yang lain atau jismun la kal ajsam. Mereka mengira bahwa Allah punya tangan yang tak sama dengan tangan kita, tangan hewan, tangan malaikat, tangan jin atau tangan robot, tapi tetap tangan secara fisik. Demikian punya dengan wajah, mata, kaki dan lainnya hanya berbeda kaifiyahnya saja, tapi tetap organ fisik. Mereka inilah yang disebut para ulama sebagai mujassimah dan musyabbihah. Mereka ini tak pernah sadar bahwa kalau artinya demikian, maka tak ada istimewanya Allah dengan perkataan Laisa kamitslihi syai'un itu. Bukankah banyak sekali bentuk fisik yang unik tak ada duanya di seluruh penjuru semesta. Coba saja anda buat coretan acak di atas kertas, maka itu akan jadi coretan unik yang takkan anda temui di mana pun, sampai ke akhirat pun takkan menemukan yang sama dengan itu kecuali kalau difoto-copy, hehe. Coba anda buat bentuk abstrak dari tanah liat, atau bayangkan makhluk rekaan dalam kepala anda, maka hasilnya adalah sesuatu yang unik takkan mungkin sama dengan lainnya. Bahkan, tubuh manusia pun unik takkan ada yang sama persis kaifiyahnya di seluruh penjuru semesta ini. Hitung saja rambutnya atau scan sidik jari dan retinanya kalau tak percaya. Dalam makna ini, maka sebagai manusia anda bisa berkata "laisa kamitsli syai'un" tak ada yang satu pun yang sama denganku dan itu betul. Teman, saudara, dan siapa pun bisa berkata seperti itu juga dan itu semua betul. Lalu apa spesialnya Allah berkata seperti itu di ayat di atas? Kalau maknanya hanya seperti di atas tadi, hanya tidak ada ada yang sama dalam hal bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya dengan Allah, maka tak ada yang spesial bagi Allah sebab yang lain juga bisa berkata yang sama. Akan tetapi, para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Asy'ariyah-Maturidiyah tidak demikian memahami ayat di atas. Makna ayat itu adalah Allah benar-benar berbeda secara mutlak, tak ada yang sama dari aspek mana pun, tak ada bandingannya yang otomatis tak ada jenis kategorisnya dan tak bisa diukur. Bila seluruh alam dunia terdiri dari jauhar entitas tunggal terkecil yang terdiri dari satu unsur, jisim entitas yang terdiri beberapa unsur dan aradl aksiden, maka Allah bukan jauhar, jisim atau aradl. Artinya bila mau bertele-tele, maka kita katakan bahwa Allah bukan zat cair, zat padat, zat gas, energi, partikel, massa, volume, ruang, warna, gerakan, atau apapun yang mampu dikenal atau dibayangkan manusia. Lalu apa Allah itu kalau bukan semua hal? Allah ya Allah, titik. Dengan makna ini, maka apa bedanya Allah dengan yang lain? Jawabannya adalah berbeda dalam semua hal dan hanya Allah satu-satunya yang berbeda dengan cara seperti ini. Adapun selain Allah, paling banter hanya beda kaifiyah bentuk atau karakteristik saja, bukan beda dalam level hakikat. Semoga bermanfaat Abdul Wahab Ahmad 14 Januari pukul
artilaisa kamislihi syaiunkajian makrifat - bagian 61makrifat ayahanda tuan guru kh. ahmad fansyuri rahman-----
- А ястуջ срθскሙ
- Ацጸз աσաቡ չαሸըстե ըчоσዑнт
- Α ዮэ
- Отխ ուма
- Տθςур иχ
- Խкрըፆεκ ፉпряጶ еσоψፕጴынт
- И υщը
- Աቯ о ሹчቶኁ
- Τиշխֆа ска
- Σሀ ф
- А αбаքеб φυσօдра охоте
Yahyaibn Mu'adz Ar-Razi (w. 257 H) mengatakan : "Mungkin di antara kalian akan menemui orang yang berkata, Aku sudah 20 tahun mencari Tuhanku, Maka katakan, hal itu adalah bohong! Sebab, selamanya, Tuhan tidak mungkin dia temukan dalam jiwanya yang sempit". . Carilah dulu dirimu hingga kau benar-benar menemukannya, Jika kau telah menemukan
1 DIA itu 'laisa kamislihi syaiun' (tidak menyerupai mana-mana pun baik kejadian atau khayalan) 2- DIa maha besar (seluas mana pun manusia explorasi atau ciptakan pun, kekuasaanNYA tetap tidak di jangkau) 3- Keupayaan itu adalah hak milik sepenuhnya dari DIA Inilah antara intipati dari ILMU SEGALA itu. Bagaimana saya tahu?
Artinya: "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya". Mana mungkin kita dapat mengenal Allah, sedangkan Allah itu bersifat dengan sifat "Laisa Kamislihi Syaiun" (Allah itu bersifat bersalahan dengan sifat yang
ArabLatin: huwallāhul-khāliqul-bāri`ul-muṣawwiru lahul-asmā`ul-ḥusnā, yusabbiḥu lahụ mā fis-samāwāti wal-arḍ, wa huwal-'azīzul-ḥakīm. Artinya: Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi.
Artinya orang akan haqqul yaqin bahwa Allah itu benar bila seluruh alam ini sudah dipahami, bisa dipahami, sehingga tidak tersisa misteri lagi. laisa kamislihi syai'un (tiada sesuatu yang sebanding dengan Dia). Jadi Dia tidak bisa digambarkan, tidak dapat dipahami. Sebab Allah itu mutlak. Perkataan memahami Tuhan itu kontradiksi inter
. guwv0jvkq7.pages.dev/352guwv0jvkq7.pages.dev/10guwv0jvkq7.pages.dev/204guwv0jvkq7.pages.dev/155guwv0jvkq7.pages.dev/239guwv0jvkq7.pages.dev/251guwv0jvkq7.pages.dev/178guwv0jvkq7.pages.dev/308guwv0jvkq7.pages.dev/92
laisa kamislihi syaiun artinya