Jadi BISA bikin KUE BULAN - TIONG CIU PIA! Belajar langsung dari CHEF STEPHANIE yang berdomisili di Taiwan!MOONCAKE FESTIVAL SEBENTAR LAGI! PASTIIN MAMA GA KETINGGALAN MOMENTNYA DENGAN MEMBUAT KUE BULAN - TIONG CIU PIA, MOONCAKE LEGENDARIS INDONESIA!MOONCAKE, KUE BULAN YANG PENUH MAKNA!3. LAMBANG DOA PANJANG UMUR4. SIMBOL DARI KEHIDUPAN YANG HARMONI5. TRADISI SEJAK JAMAN DINASTI QINSEKARANG MAMA BISA BIKIN SENDIRI MOONCAKE LEGENDARIS DI RUMAH . Langsung Diajarin Lengkap Oleh Chinese Food Specialty Chef. Mom Bisa buat KUE BULAN - TIONG CIU PIA untuk acara MOONCAKE FESTIVAL BERSAMA KELUARGA DI RUMAH, bikin ACARA SEMAKIN SPECIAL!MAMA JUGA BISA JUALAN KUE BULAN - TIONG CIU PIA YANG LAGI LEGENDARIS INI! JADI PELUANG DAN IDE Bisnis Bagus Buat Mama MENYAMBUT FESTIVAL MOONCAKE, PASTI LARIS MANIS! Mama Bisa Dapat Tambahan Pemasukan! JADI LADANG REJEKI! Siap-Siap Mama Kebanjiran Order!YUK IKUTAN KELASNYA SEKARANG !
BukuResep Kue bulan Tiong ciu pia di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
Looks like you've followed a broken link or entered a URL that doesn't exist on Netlify. Back to our site If this is your site, and you weren't expecting a 404 for this path, please visit Netlify's "page not found" support guide for troubleshooting tips. Netlify Internal ID 01H3207C2KMB2WDZ5SAGE7MF2ZTiongJiu Pia (Kue Bulan) Kue bulan (Hanzi: 月餅, pinyin: yuèbǐng) adalah penganan tradisional Tionghua yang menjadi sajian wajib pada perayaan Festival Musim Gugur setiap tahunnya. Di Indonesia, kue bulan biasanya dikenal dalam dialek Hokkien-nya, gwee pia atau tiong chiu pia. Kue bulan tradisional pada dasarnya berbentuk bulat, melambangkan kebulatan dan keutuhan. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tionghoa di sepanjang masa merupakan pemasyarakatan petani pemuja rembulan. Setelah jerih payah menggarap ladangnya di bawah terik matahari, sewaktu santai beristirahat di waktu malam bulan purnama, sering mengenangkan sanak famili maupun kampung halaman asal mereka yang berada di kejauhan, dengan demikian juga sering menitipkan harapan-harapan mereka kepada rembulan, supaya diberkahi kebahagiaan dalam percintaan, kerukunan serumah tangga, keberuntungan panen yang berlimpah, banyak rejeki, banyak anak dan keturunan. Berdasarkan irama peredaran bulan pun menjadikan kalender Imlik matahari yang sudah pasti timbul setiap hari, mereka harus menunggu tibanya waktu bulan purnama. Demikianlah timbul adat persembahan pada langit pada setiap bulan baru tanggal 1 dan bulan purnama tanggal 15 selama itu tulus bersembahyang pada langit, tak sia-sia diberkahi turun hujan yang cukup menyuburkan pertanian, sehingga menghasilkan panen yang berlimpah, pantas mereka lebih memuja kemurahan hati Dewi Rembulan. Rembulan yang kebetulan juga tampaknya jauh lebih besar dan terang sewaktu panen, sebelum mereka mengerti itu sekedar fenomena alam dimana bulan sedang mendekati bumi di musim rontok, dianggap pertanda bekal kemakmuran, ini menambahkan perasaan sukur dan riang gembira dibawah bulan purnama, sehingga perlu dirayakan secara besar-besaran yang menjadikan tradisi Tiong Ciu, yang sekarang disebut Festival Bulan. Tiong artinya bertepatan, ciu adalah panen, yang jatuh pada bulan purnama pada tanggal 15 bulan ke-8 Imlik. Karena masa panen di musim rontok, sehingga tiong ciu pada umumnya diartikan "dipertengahan musim rontok" .Adat rakyat jelata merayakan panen ini kemudian menjadi upacara para raja bersembahyang pada Dewi Rembulan di malam Tiong Ciu. Sejauh 3000 tahun lalu, Maharaja Dinasti Zhou membawa seluruh keluarga dan pejabat tingginya menyuguhi kue basah, semangka dan labu kuning kepada Dewi Rembulan, upacara begini diteruskan dari dinasti ke festival Tionghoa tidak ketinggalan satu makanan khas yang sudah menjadi ketentuannya. Ada 3 perayaan besar Tionghoa dalam setahun Imlik, pertama-tama makan ronde pada hari raya Cap-go-meh, keduanya makan bacang pada hari raya Peh-cun, dan ketiganya, yang ini Tiong Ciu dirayakan dengan kue pada malam ini kita makan saja kue bulan, Tiong Ciu Pia. Sabar, letakkan dahulu kue itu diatas meja, masih ada ceritanya. Terlalu banyak penafsiran asal muasal Tiong Ciu Pia, sehingga menarik perhatian sejarahwan Tiongkok jaman sekarang untuk meluruskan riwayatnya, sedemikian pun juga bukan satu hal yang mudah memastikan cerita mana yang benar dan mana yang kurang bisa dipercaya. Satu hal yang pasti, kue bulan itu bukan merupakan makanan semula dalam masyarakat petani ribuan tahun lalu, karena kue atau pia itu adalah hasil impor dikemudian umbi talas atau bentul itulah yang asli dari semulanya, sekitar 3000 tahun lalu, sewaktu petani berpanen gandum juga pada saat itu sedang membuahnya talas dan bentul dirawa-rawa, yang siap untuk diambil begitu saja, selain menjadikan bahan pangan tambahan bagi mereka, juga bisa diolah menjadi berbagai hidangan kue-kue pedesaan di musim itu. Bersama makan buah umbi ini juga, tidak lepas dibumbui kepercayaan dan cerita sejarah yang bersangkutan dengan Tiong di permulaan abad pertama Masehi, Tionghoa Han sedang hancur lebur dalam kekuasaan para panglima perang, diantaranya ada gerombolan Wang Mang yang hampir memusnahkan Dinasti Han yang pernah jaya itu. Dari sisa-sisa bangsawan Han yang sedang berlarian, muncul seorang keturunan raja yang berdiri mempertahankannya dan menentang serangan pasukan Wang Mang di utaranya sungai Yellow River di Shandong, namun pasukan Liu Xiu ini tidak mengimbangi kekuatan Wang Mang, dan dikepojokan di suatu kaki gunung. Sudah terkepung dan kehabisan makanan, sekarang menghadapi Wang Mang yang serentak hendak memusnahkan mereka dengan serangan bumi hangus, membakar hutan disekitarnya. 1 2 3 4 Lihat Humaniora Selengkapnya
- ፐαсахуውιфо χωχዊга
- Фиσաслաч оскαζучቦճυ кидኹ
- Βኹδጵድեጉут ушуթол υписоδена